Jantho, isbiaceh.ac.id – Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh melalui Program Studi Kajian Sastra dan Budaya terus berkomitmen mencetak akademisi, peneliti, dan praktisi yang kompeten dalam mengkaji, melestarikan, dan mengembangkan sastra serta budaya Nusantara.
Sebagai salah satu program studi yang menekankan pemahaman mendalam terhadap warisan budaya, prodi ini menawarkan kurikulum yang menggabungkan teori, kritik sastra, antropologi budaya, serta pendekatan interdisipliner dalam memahami berbagai fenomena sastra dan budaya.
Koordinator Program Studi Kajian Sastra dan Budaya ISBI Aceh, Muhamamd Tahir, M.S. menegaskan bahwa prodi ini hadir sebagai jawaban atas tantangan zaman dalam menjaga kekayaan budaya lokal.
“Kami tidak hanya membekali mahasiswa dengan pemahaman teoretis, tetapi juga mendorong mereka untuk melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat yang berkontribusi dalam pelestarian sastra dan budaya,” ujarnya.
Mahasiswa yang bergabung di Prodi Kajian Sastra dan Budaya akan mempelajari berbagai aspek, mulai dari sastra tradisional dan modern, mitologi dan folklor, kajian budaya kontemporer, hingga digitalisasi sastra dan objek Kebudayaan. Dengan dukungan dosen-dosen ahli dan akses ke berbagai sumber penelitian budaya, mahasiswa memiliki kesempatan untuk menggali kekayaan sastra dan budaya Aceh maupun Nusantara secara luas.
Salah satu mahasiswa Kajian Sastra dan Budaya ISBI Aceh, Muhammad Aulia, mengungkapkan bahwa program studi ini membantunya dalam memahami bagaimana budaya bisa menjadi aset dalam pembangunan masyarakat. “Saya belajar bahwa sastra dan budaya bukan sekadar warisan, tetapi juga modal sosial dan ekonomi yang dapat dikembangkan melalui berbagai platform,” katanya.
Dengan berkembangnya industri kreatif dan pariwisata berbasis budaya, Prodi Kajian Sastra dan Budaya ISBI Aceh membuka peluang luas bagi lulusannya untuk berkarier di dunia akademik, jurnalistik, industri kreatif, hingga sektor kebijakan kebudayaan. “Prodi ini menjadi pilihan tepat bagi mereka yang ingin berperan aktif dalam melestarikan serta mengembangkan kekayaan budaya Indonesia untuk generasi mendatang” tutup Tahir.